Oleh : Safinah Azmir, M.Pd
#T.365#H-307#
Guru itu sebagai pemimpin. Guru yang memberikan pengaruh kepada peserta didiknya agar belajar dengan baik. Memberikan semangat belajar, motivasi serta inspirasi. Guru sebagai pemimpin, berupaya memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik. Siapkan ruang belajar bagi peserta didik untuk berkarya dan berkreasi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Guru sebagai pemimpin, menunjukkan sosok seorang tokoh, panutan bagi peserta didik, dan lingkungannya. Memliliki rasa tanggung jawab, disiplin dan berwibawa. Bertanggung jawab terhadap perkembangan moralitas dan karakter seorang peserta didik. Pemimpin yang baik menjaga dan mengontrol setiap aktivitas peserta didik, agar tidak keluar dari koridor norma-norma yang berlaku. Kepemimpinan seorang guru, diminta pertanggung jawabannya atas kepemimpinannya.
Sebagaimana hadits Rasulullah saw diriwayatkan oleh H.R Bukhori. “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.”
Guru sebagai pembimbing. Proses pembelajaran berjalan sesuai dengan perencanaan memerlukan seorang pembimbing. Guru bertanggung jawab akan kelancaran proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Ada hal yang perlu guru perhatikan dalam membimbing peserta didiknya yaitu:
· Guru harus siap dengan perencanaan dan tujuan dari pembelajaran
· Guru harus paham akan kondisi peserta didik yang dibimbingnya
· Guru harus memberikan pengalaman belajar bagi peserta didik.
· Guru harus dapat mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan.
Guru sebagai pengarah, guru yang mampu menjaga komunikasi dengan peserta didik, orang tua dan masyarakat. Komunikasi yang baik antara guru dengan peserta didik, guru dengan orang tua, guru dengan masyarakat sekeliling sekolah, akan memberikan kenyamanan dalam belajar. Suasana ini akan mendukung kelancaran proses belajar mengajar di dalam kelas.
Komunikasi dengan alat eloktronik merupakan komunikasi tak langsung. Sangat diperlukan kepedulian orang tua, dalam mensukseskan belajar jarak jauh. Saling bekerjasama dalam mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan dengan menjaga komunikasi.
Komunikasi dengan jarak jauh, suatu peran guru sebagai pengarah. Peran yang butuh kesabaran sebagai seorang guru. Seperti kejadian hari ini, sewaktu proses pembelajaran berlangsung, adanya beberapa siswa yang tidak muncul pada kelas Google Classroom. Sebagai guru, Tindakan yang dilakukan mengirimkan pesan voice note lewat group whatsap. Masih ada juga yang belum bergabung, akhirnya dikirimkan pesan satu-satu kepada siswa yang belum juga bergabung lewat gawainya.
Ada beberapa siswa yang hadir ke sekolah, mereka yang tidak menyelesaikan tugas-tugasnya dengan berbagai alasan yang disampaikan. Diantara alasan yang disampaikan, Handphonenya habis diinstal, aplikasi Google classroomnya hilang, minta kodenya kelas kembali.
Menanggapi permasalahan peserta didik seperti ini, guru harus tegas. Peserta didik yang yang tidak aktif belajar. Tidak ada tugas yang dikerjakan . Mereka harus hadir ke sekolah. Mereka harus bawa bukunya. Tunjukkan sampai dimana tugas yang dikerjakannya di rumah. Kalau belum siap selesaikan di sekolah. Mereka dipaksa menyelesaikan disekolah. Dipaksa untuk buka Google Classroomnya, untuk menyelesaikan soal latihan yang dikerjakan dalam bentuk link google form. Pemaksaan melatih mereka untuk bertanggung jawab dan disiplin.
Guru sebagai fasilitator, memfasilitasi siswa dalam belajar. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk belajar. Kalau alasan sinyal di rumahnya lelet/putus-putus. Bearti peserta didik tidak bisa belajar secara daring. Berikan bimbingan di sekolah atau memberikan print out. Sebagai fasilitator, diberikan berbagai cara agar mereka mau belajar. Adakalanya memaksa mereka. Pemaksaan ini harus diiringi dengan memberikan kata-kata motivasi, agar mereka tahu, seumur mereka harus tahu dengan tanggung jawab dan disiplin. Seumur merekalah mulai belajar mandiri.
Guru mempunyai trik masing-masing dalam menjalankan perannya sebagai seorang guru. Peserta didik diusia SD mereka mencari tahu sesuatu yang baru. Peserta didik tingkat SMP/MTs anak seumuran ini terfokus kepada pencarian jati dirinya . Pada usia ini, anak mulai memperhatikan penampilan, gaya bahasa, sikap dan prilaku, serta gaya sosialisasi diri yang mulai terbatas.
Usia SMP/MTs mereka banyak mencontoh, meniru dan menyukai keindahan, yang bukan wujud dirinya sendiri, sehingga membutuhkan bimbingan dari orang lain termasuk guru. Guru yang digugu dan ditiru, dalam menjalankan peran kita sebagai seorang guru. Wallahua’lam.
(SA, 16112020).
0 Komentar