Belajar dari Sebuah Batu

15 Juni 2020

Oleh : Safinah Azmir, M.Pd

T.365#H-153#(Pentigraf 6)

Romi berlari sambil membawa kekecewaannya. Tidak tahu mau kesal sama siapa?Ingin menangis, air matanya tidak keluar, ingin berteriak sekencang-kencangnya namum suaranya tidak mau keluar. Romi tanpa menyadarinya telah sampai di pinggiran sungai. Tempat yang biasa dikunjungi dengan teman-teman dikala cabut pas jam pembelajaran. Romi terengah-engah karena capek berlari, keringat bercucuran meleleh di pelipisnya. Baju yang dipakainya sudah basah oleh keringat. Romi duduk disebuah batu, sambil menjuntaikan kakinya ke air. Dilemparkannya batu kecil yang ada didekatnya sejauh mungkin ke tengah sungai. Romi akhirnya menutup mukanya dengan kedua tangannya. Ah, untuk apa aku sesali, semua telah terjadi.
Lama Romi termangu melihar air begitu tenangnya mengalir, ada kesejukkan memasuki rongga hatinya. Terasa air yang dingin ini masuk kedalam tubuhnya. “Hai Nak, ada apa denganmu?” sapa kakek yang sedang beristirahat tidak jauh dari Romi. “Melihat wajahmu kelihatannya kamu sangat kesal. Apakah kamu dimarahi orang tuamu?”. “Iya kek, aku kesal dan marah. Marah pada semua orang dan diriku sendiri. Kenapa aku begitu bodoh. Setiap guru-guru menerangkan pelajaran tidak ada satupun yang tinggal dikepalaku. Kenapa orang-orang tidak paham, bahwa aku ini tidak bisa mengerti apa-apa yang diajarkan guru-guruku”.
“Nak, coba kamu pikirkan, apakah betul kamu sudah belajar dengan maksimal?”. Apakah sewaktu guru menerangkan pelajaran kamu dengar dan catat materinya?”. “Setelah itu apakah kamu ulang dirumah?”. Romi menggelengkan kepalanya. “Aku malas, aku suka keluyuran dengan teman-temanku. Bahkan sewaktu keluyuran bisa habis rokok satu bungkus”, Romi menjelaskan kebiasaannya selama ini kepada si Kakek. “Coba anak lihat tebing yang ada disampingmu!”, ada tetes air yang jatuh dari tebing itu. Airnya menetes sampai ke batu. Lihatlah batu itu keras, tapi siapa menyangka batu itu bisa berlobang. Belajarlah dari sebuah batu ini, walaupun sulit kamu terus berusaha bersungguh-sungguh. Hasilnya pasti akan membahagiakanmu”, kakek itu terus berdiri dan meninggalkan Romi yang terdiam duduk dibatu itu.

Belajarlah bersungguh-sungguh

Kesulitan itu akan berobah menjadi mudah jika telah dilakukan berulang

Nasehat Buat Anak bangsa#Teruslah Semangat Menggapai Mimpimu

Rumahku, 15 Juni 2020

Informasi lainnya…

Mereka Butuh Kita

Mereka Butuh Kita

Oleh : Safinah Azmir, M.Pd Tidak terasa sudah satu tahun kita ditengah-tengah pandemi. Tiada yang perlu dikeluh...

Bersanding Bukan Bersaing

Bersanding Bukan Bersaing

Oleh : Safinah Azmir, M.Pd Maju bersama dan bersama memajukan Madrasah begitulah kehebatan Kemenag Kota Kabupaten di...

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *