Literasi Matematika

28 Oktober 2019

Oleh : Safinah Azmir, M. Pd

Ayo anak-anak dibaca soalnya. Pahami dan ditulis yang diketahui terlebih dahulu. Bu, malas ah bu,,soalnya kepanjangan. Ibu aja yang baca. Waduh Rizky, Coba kamu baca perlahan. Ambil kesimpulan dari soal ini. Akhirnya bu guru membacakan soal itu dengan perlahan. Kemudian meminta siswa untuk menuliskan yang diketahui. Rizky terus berceloteh. Bu, kenapa ya soal-soal matematika dibuat model cerita semua. Susah bu. Iya bu guru…susah…serentak siswa yang lain menjawab. Lagian kepanjangan. Malas baca, sama dengan soal bahasa Indonesia kata Rayhan manambahkan. Bu guru dengan sabar mendengarkan sambil menuliskan apa yang diketahui dari soal tadi. Celoteh siswa disaat belajar matematika.

Bu guru tersenyum sambil berbicara. Ananda, coba pahami. Dalam kehidupan sehari-hari ananda akan menemui banyak hal yang harus diselesaikan dengan seksama. Ananda harus bisa memecahkan permasalahan. Harus bisa berpikir objektif, kreatif, cermat dan logis. Mulai sekarang ananda tingkatkanlah budaya litersinya. Siswa yang memiliki budaya membaca dan menulis sehingga tercipta siswa yang cinta membaca. Siswa yang belajar sepanjang hayat. Siswa yang mau membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. Apakah maksud literasi? Apakah sewaktu belajar matematika juga merupakan kegiatan lietasi?

Anak-anak sebagian bingung. Pemahaman literasi bagi sebagian siswa hanya sebatas membaca buku. Membaca buku cerita, seperti novel dan cerpen. Membuat mereka bisa betah berlama-lama membaca. Ayo, siapa yang dapat menyimpulkan Leterasi itu apa? Choi salah satu siswa ajungan tangan . Saya tahu bu. Literasi merupakan suatu kegiatan untuk membaca, memahami situasi lingkungan dan dapat menuliskannya. Langkah untuk menyelesaikan matematika. Kita baca terlebih dahulu. Pahami maksudnya. Kemudian tuliskan dalam bentuk rumus matematikanya. Bagus Choi. Terima kasih penjelasannya. Dialog bersama siswa sewaktu belajar matematika.

Semangat literasi di kelas sudah mulai memberikan nilai positif. Siswa sudah mulai membuat puisi, artikel, slogan dan himbauan di mading kelasnya. Pojok literasi yang mereka buatpun sudah menunjukkan mereka untuk cinta baca. Walaupun itu kebanyakan buku fiksi. Bagi guru yang penting siswa mau untuk membaca. Senang dan ketagihan untuk membaca buku. Budaya baca akan membawa kepada hal yang positif. Akan muncul sikap yang kritis, kreatif dan bisa menuliskan apa yang sudah dibaca. Pada masa dulu maupun sekarang membaca, menulis merupakan kompetensi utama yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari. Tak bisa dipungkiri sebagian siswa ada yang tidak bisa memanfaatkan waktu yang tepat untuk membaca. Seperti kejadian beberapa hari sebelumnya. Ada siswa yang kedapatan lagi asyik baca buku disaat guru menerangkan materi. Kurang tepat memaknai lietarsi. Bagi mereka baca buku asyik. Tapi buku cerita. Ah, begitulah siswaku. Tak apalah.

Siswa kebanyakan malas menyelesaikan soal matematika yang berbentuk cerita. Kenapa? Matematika identik dengan simbol atau angka. Siswa akan mudah menyelesaikan yang berbentuk menghitung. Padahal dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari kemampuan untuk membaca, berkomunikasi dan menulis. Inti utama membiasakan manusia untuk bersikap, berkarakter. Membaca, berkomunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang baik. Intinya literasi matematika akan membantu manusia untuk dapat memahami peran matematika bermanfaat dalam kehiudupan sehari-hari. Sekaligus dapat digunakan untuk mengambil keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga negara yang membangun, peduli dan berfikir.

Literasi membudayakan manusia untuk tidak sekedar membaca, menghafal tapi membudayakan manusia untuk memahami apa yang dibaca dan mempraktekkan. Literasi matematika merupakan satu kesatuan dari pengetahuan, pemahaman dan ketrampilanyang dibutuhkan manusia dan berfungsi efektif dengan masa sekarang. Literasi matematika mencakup kompetensi bernalar dan bekerja dengan matematika. Literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan penalaran secara matematika dan menggunakan konsep. Kemampuan literasi memberikan kontribusi yang nyata terhadap pertumbuhaan sosial, ekonomi dan kesejahteraan bagi masyarakat. Dalam pengaplikasian pemahaman matematika di dalam konteks ekonomi sosial dan bidang lain dalam kehidupan sehari-hari..

Literasi matematika suatu kompetensi bernalar dan bekerja dengan matematika. Komponen utama dalam literasi matematis yaitu memudahkan pemecahan masalah sehari-hari yang sekaligus dapat mengembangkan kemampuan matematikanya. Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual yang dapat merangsang kreativitas peserta didik untuk menemukan konsep dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan bernalar dan bekerja dengan matematika dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Masyarakat milinial. Zaman teknologi menyongsong abad 21. Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap seluruh sektor kehidupan.

Zaman milinial. Zaman teknologi. Persiapkan anak bangsa yang berkarakter. Untuk menyonsong abad 21. Ciptakan dunia pendidikan Indonesia yang berkualitas.

Rabu 23 Oktober 2019 Presiden RI Joko Widodo melantik Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim. Selamat datang di dunia Pendidikan Bapak Milinial. Keahlian bapak dibidang teknologi, semoga menjadi angin segar didunia pendidikan. Sesuai dengan harapan bapak “ Menciptakan pendidikan berbasis kompetensi dan berbasis karakter”.

Kami berharap kemudahan bagi kami dalam mendidik anak bangsa. Anak bangsa yang berkarakter. Anak bangsa yang kuat memegang teguh agamanya masing-masing. Jangan administrasi yang begitu banyak mengurangi waktu kami dalam mendidik anak bangsa. Kami ingin maju. Indonesia maju. Anak-anak bangsa yang berkarakter. Siap untuk menatap masa depan. Salam Literasi. Padang, 26 Oktober 2019.

Tentang Penulis

Lahir di desa Kubang, Kecamatan Guguk Kabupaten 50 Kota. Sumatera Barat.

Menamatkan pendidikan SDN. No.1 Kubang. MtsMuhammmadiyah Kubang. MAN Koto Baru Padang Panjang. FKIP Jurusan Matematika Universitas Bung Hatta Padang. Program S2 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Padang. Dari Maret 1999 sampai sekarang Guru Matematika Di MTsN 3 Kota Padang. Buku Perdana “KASIH” Bisa dihubungi di email: safinah.azmir@mtsn3padang.sch.id

Informasi lainnya…

Mereka Butuh Kita

Mereka Butuh Kita

Oleh : Safinah Azmir, M.Pd Tidak terasa sudah satu tahun kita ditengah-tengah pandemi. Tiada yang perlu dikeluh...

Bersanding Bukan Bersaing

Bersanding Bukan Bersaing

Oleh : Safinah Azmir, M.Pd Maju bersama dan bersama memajukan Madrasah begitulah kehebatan Kemenag Kota Kabupaten di...

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *